21 September 2011

DENGAN ISTRI TETANGGA

Setelah 10thn menjalani rmh tangga dan telah dikaruniai
2 ank, tentunya kadang timbul kejenuhan dalam rmh
tangga, untunglah karna kehidupan kami yang terbuka,
kami dapat mengatasi rasa jenuh itu, termasuk dalam
urusan seks tentunya. awal dari segalanya adalah cerita
dari istriku saat akan tidur, yang mengatakan bahwa evi
tetangga depan rumah aq ternyata mempunyai suami
yang impoten, aq agak terkejut tidak menyangka sama
sekali, karna dilihat dari postur suaminya yang tinggi
tegap rasanya tdk mungkin, memang yg aku tau mereka
telah berumah tangga sekitar 5 tahun tapi blm dikaruniai
seorang anakpun, “bener pah, td evi cerita sendiri sm
mama” kata istriku seolah menjawab keraguanku, “wah,
kasian banget ya mah, jadi dia gak bisa mencapai
kepuasan dong mah?” pancingku “iya” sahut istriku
singkat pikiran aku kembali menerawang ke sosok yg
diceritakan istriku, tetangga depan rumahku yang
menurutku sangat cantik dan seksi , aku suka melihatnya
kala pagi dia sedang berolahraga di depan rumahku yang
tentunya di dpn rumahku jg, kebetulan tempat tinggal aku
berada di cluster yang cukup elite, sehingga tidak ada
pagar disetiap rumah, dan jalanan bisa dijadikan tempat
olahraga, aku perkirakan tingginya 170an dan berat
mungkin 60an, tinggi dan berisi, kadang saat dia olahraga
pagi aku sering mencuri pandang pahanya yang putih dan
mulus karena hanya mengenakan celana pendek,
pinggulnya yg besar sungguh kontras dengan pinggangnya
yang ramping, dan yang sering bikin aku pusing adalah
dia selalu mengenakan kaos tanpa lengan, sehingga saat
dia mengangkat tangan aku dapat melihat tonjolan buah
dadanya yg keliatannya begitu padat bergotang mengikuti
gerakan tubuhnya. Satu hal lagi yang membuat aku betah
memandangnya adalah bulu ketiaknya yang lebat, ya lebat
sekali, aku sendiri tidak mengerti kenapa dia tidak
mencukur bulu ketiaknya, tapi jujur aja aku justru paling
bernafsu saat melihat bulu ketiaknya yang hitam, kontras
dengan tonjoilan buah dadanya yg sangat putih mulus
Setelah 10thn menjalani rmh tangga dan telah dikaruniai
2 ank, tentunya kadang timbul kejenuhan dalam rmh
tangga, untunglah karna kehidupan kami yang terbuka,
kami dapat mengatasi rasa jenuh itu, termasuk dalam
urusan seks tentunya.
awal dari segalanya adalah cerita dari istriku saat akan
tidur, yang mengatakan bahwa evi tetangga depan rumah
aq ternyata mempunyai suami yang impoten, aq agak
terkejut tidak menyangka sama sekali, karna dilihat dari
postur suaminya yang tinggi tegap rasanya tdk mungkin,
memang yg aku tau mereka telah berumah tangga sekitar
5 tahun tapi blm dikaruniai seorang anakpun,
“bener pah, td evi cerita sendiri sm mama” kata istriku
seolah menjawab keraguanku,
“wah, kasian banget ya mah, jadi dia gak bisa mencapai
kepuasan dong mah?” pancingku
“iya” sahut istriku singkat
pikiran aku kembali menerawang ke sosok yg diceritakan
istriku, tetangga depan rumahku yang menurutku sangat
cantik dan seksi, aku suka melihatnya kala pagi dia sedang
berolahraga di depan rumahku yang tentunya di dpn
rumahku jg, kebetulan tempat tinggal aku berada di
cluster yang cukup elite, sehingga tidak ada pagar disetiap
rumah, dan jalanan bisa dijadikan tempat olahraga, aku
perkirakan tingginya 170an dan berat mungkin 60an,
tinggi dan berisi, kadang saat dia olahraga pagi aku sering
mencuri pandang pahanya yang putih dan mulus karena
hanya mengenakan celana pendek, pinggulnya yg besar
sungguh kontras dengan pinggangnya yang ramping, dan
yang sering bikin aku pusing adalah dia selalu
mengenakan kaos tanpa lengan, sehingga saat dia
mengangkat tangan aku dapat melihat tonjolan buah
dadanya yg keliatannya begitu padat bergotang mengikuti
gerakan tubuhnya.
Satu hal lagi yang membuat aku betah memandangnya
adalah bulu ketiaknya yang lebat, ya lebat sekali, aku
sendiri tidak mengerti kenapa dia tidak mencukur bulu
ketiaknya, tapi jujur aja aku justru paling bernafsu saat
melihat bulu ketiaknya yang hitam, kontras dengan
tonjoilan buah dadanya yg sangat putih mulus. tapi ya aku
hanya bisa memandang saja karna bagaimanapun juga dia
adalah tetanggaku dan suaminya adalah teman aku.
namun cerita istriku yang mengatakan suaminya impoten
jelas membuat aku menghayal gak karuan, dan entah ide
dari mana, aku langsung bicara ke istriku yang
keliatannya sudah mulai pulas.
“mah” panggilku pelan
“hem” istriku hanya menggunam saja
“gimana kalau kita kerjain evi”
“hah?” istriku terkejut dan membuka matanya
“maksud papa?”
Aku agak ragu juga menyampaikannya, tapi karna udah
terlanjur juga akhirnya aku ungkapkan juga ke istriku,
“ya, kita kerjain evi, sampai dia gak tahan menahan
nafsunya”
“buat apa? dan gimana caranya?” uber istriku
lalu aku uraikan cara2 memancing birahi evi, bisa dengan
seolah2 gak sengaja melihat, nbaik melihat senjata aku
atau saat kamu ml, istriku agak terkejut juga
apalagi setelah aku uraikan tujuan akhirnya aku
menikmati tubuh evi, dia marah dan tersinggung
“papa sudah gila ya, mentang2 mama sudah gak menarik
lagi!” ambek istriku
tapi untunglah setelah aku beri penjelasan bahwa aku
hanya sekedar fun aja dan aku hanya mengungkapkan saja
tanpa bermaksud memaksa mengiyakan rencanaku,
istriku mulai melunak dan akhirnya kata2 yang aku
tunggu dari mulutnya terucap.
“oke deh pah, kayanya sih seru juga, tapi inget jangan
sampai kecantol, dan jangan ngurangin jatah mama”
ancam istriku.
aku seneng banget dengernya, aku langsung cium kening
istriku. “so pasti dong mah, lagian selama ini kan mama
sendiri yang gak mau tiap hari” sahutku.
“kan lumayan buat ngisi hari kosong saat mama gak mau
main” kataku bercanda
istriku hanya terdiam cemberut manja.. mungkin juga
membenarkan libidoku yang terlalu tinggi dan libidonya
yang cenderung rendah.
keesokan paginya, kebetulan hari Sabtu , hari libur kerja,
setelah kompromi dgn istriku, kami menjalankan rencana
satu, pukul 5.30 pagi istriku keluar berolahraga dan
tentunya bertemu dengan evi, aku mengintip mereka dari
jendela atas rumah aku dengan deg2an, setelah aku
melihat mereka ngobrol serius, aku mulai menjalankan
aksiku, aku yakin istriku sedang membicarakan bahwa
aku bernafsu tinggi dan kadang tidak sanggup melayani,
dan sesuai skenario aku harus berjalan di jendela sehingga
mereka melihat aku dalam keadaan telanjang dengan
senjata tegang, dan tidak sulit buatku karena sedari tadi
melihat evi berolahraga saja senjataku sudah menegang
kaku, aku buka celana pendekku hingga telanjang,
senjataku berdiri menunjuk langit2, lalu aku berjalan
melewati jendela sambil menyampirkan handuk di
pundakku seolah2 mau mandi, aku yakin mereka melihat
dengan jelas karena suasana pagi yang blm begitu terang
kontras dengan keadaan kamarku yang terang benderang.
tapi untuk memastikannya aku balik kembali berpura2
ada yang tertinggal dan lewat sekali lagi,
sesampai dikamar mandiku, aku segera menyiram
kepalaku yang panas akibat birahiku yang naik, hemm
segarnya, ternyata siraman air dingin dapat menetralkan
otakku yg panas.
Setelah mandi aku duduk diteras berteman secangkir kopi
dan koran, aku melihat mereka berdua masih mengobrol.
Aku mengangguk ke evi yg kebetulan melihat aku sbg
pertanda menyapa, aku melihat roma merah diwajahnya,
entah apa yg dibicarakan istriku saat itu.
Masih dengan peluh bercucuran istriku yg masih keliatan
seksi jg memberikan jari jempolnya ke aku yang sedang
asik baca koran, pasti pertanda bagus pikirku, aku segera
menyusul istriku dan menanyakannya
“gimana mah?” kejarku
istriku cuma mesem aja,
” kok jadi papa yg nafsu sih” candanya
aku setengah malu juga, akhirnya istriku cerita juga,
katanya wajah evi keliatan horny saat dengar bahwa nafsu
aku berlebihan, apalagi pas melihat aku lewat dengan
senjata tegang di jendela, roman mukanya berubah.
“sepertinya evi sangat bernafsu pah” kata istriku.
“malah dia bilang mama beruntung punya suami kaya
papa, tidak seperti dia yang cuma dipuaskan oleh jari2
suaminya aja”
“oh” aku cuma mengangguk setelah tahu begitu,
“trus, selanjutnya gimana mah? ” pancing aku
“yah terserah papa aja, kan papa yg punya rencana”
aku terdiam dengan seribu khayalan indah,
“ok deh, kita mikir dulu ya mah”
aku kembali melanjutkan membaca koran yg sempat
tertunda, baru saja duduk aku melihat suami evi
berangkat kerja dengan mobilnya dan sempat menyapaku
“pak, lagi santai nih, yuk berangkat pak” sapanya akrab
aku menjawab sapaannya dengan tersenyum dan lambaian
tangan.
“pucuk dicinta ulam tiba” pikirku, ini adalah kesempatan
besar, evi di rumah sendiri, tapi gimana caranya? aku
memutar otak, konsentrasiku tidak pada koran tapi
mencari cara untuk memancing gairah evi dan
menyetubuhinya, tapi gimana? gimana? gimana?
sedang asiknya mikir, tau2 orang yang aku khayalin ada
di dpn mataku,
“wah, lagi nyantai nih pak, mbak yeni ada pak?” sapanya
sambil menyebut nama istriku
“eh mbak evi, ada di dalam mbak, masuk aja” jawabku
setengah gugup
evi melangkah memasuki rumahku, aku cuma
memperhatikan pantatnya yang bahenol bergoyang seolah
memanggilku untuk meremasnya.
aku kembali hanyut dengan pikiranku, tapi keberadaan
evi di rumahku jelas membuat aku segera beranjak dari
teras dan masuk ke rumah juga, aku ingin melihat
mereka, ternyata mereka sedang asik ngobrol di ruang
tamu, obrolan mereka mendadak terhenti setelah aku
masuk,
“hayo, pagi2 sudah ngegosip! pasti lagi ngobrolin yg
seru2 nih” candaku
mereka berdua hanya tersenyum.
aku segera masuk ke kamar dan merebahkan tubuhku,
aku menatap langit2 kamar, dan akhirnya mataku tertuju
pada jendela kamar yang hordengnya terbuka, tentunya
mereka bisa melihat aku pikirku, karena di kamar
posisinya lebih terang dari diruang tamu, tentunya
mereka bisa melihat aku, meskipun aku tidak bisa melihat
mereka mengobrol?
reflek aku bangkit dari tempat tidur dan menggeser sofa
kesudut yg aku perkirakan mereka dapat melihat, lalu aku
lepas celana pendekku dan mulai mengocok senjataku,
ehmm sungguh nikmat, aku bayangkan evi sedang
melihatku ngocok dan sedang horny, senjataku langsung
kaku.
tapi tiba2 saja pintu kamarku terbuka, istriku masuk dan
langsung menutup kembali pintu kamar.
“pa, apa2an sih pagi2 udah ngocok, dari ruang tamu kan
kelihatan” semprot istriku
“hah?, masa iya? tanyaku pura2 bego.
“evi sampai malu dan pulang tuh” cerocosnya lagi, aku
hanya terdiam,
mendengar evi pulang mendadak gairahku jadi drop, aku
kenakan kembali celanaku.
sampai siang aku sama sekali belum menemukan cara
untuk memancingnya, sampai istriku pergi mau arisan aku
cuma rebahan di kamar memikirkan cara untuk
menikmati tubuh evi,
” pasti lagi mikirin evi nih, bengong terus, awas ya
bertindak sendiri tanpa mama” ancam istriku “mama mau
arisan dulu sebentar”
aku cuma mengangguk aja,
5 menit setelah istriku pergi, aku terbangun karna di dpn
rumah terdengar suara gaduh, aku keluar dan melihat
anakku yg laki bersama teman2nya ada di teras rumah
evi dengan wajah ketakutan, aku segera menghampirinya,
dan ternyata bola yang dimainkan anakku dan teman2nya
mengenai lampu taman rumah evi hingga pecah, aku
segera minta maaf ke evi dan berjanji akan
menggantinya,
anakku dan teman2nya kusuruh bermain di lapangan yg
agak jauh dari rumah,
“mbak evi, aku pamit dulu ya, mau beli lampu buat
gantiin” pamitku
“eh gak usah pak, biar aja, namanya juga anak2, lagian
aku ada lampu bekasnya yg dari developer di gudang,
kalau gak keberatan nanti tolong dipasang yang bekasnya
aja”
aku lihat memang lampu yang pecah sudah bukan standar
dr developer, tapi otakku jd panas melihat cara bicaranya
dengan senyumnya dan membuat aku horny sendiri.
“kalau gitu mbak tolong ambil lampunya, nanti aku
pasang” kataku
“wah aku gak sampe pak, tolong diambilin didalam”
senyumnya.
kesempatan datang tanpa direncanakan, aku mengangguk
mengikuti langkahnya, lalu evi menunjukan gudang diatas
kamar mandinya, ternyata dia memanfaatkan ruang
kosong diatas kamar mandinya untuk gudang.
“wah tinggi mbak, aku gak sampe, mbak ada tangga?”
tanyaku
“gak ada pak, kalau pake bangku sampe gak” tanyanya
“coba aja” kataku
evi berjalan ke dapur mengambil bangku, lambaian
pinggulnya yang bulat seolah memanggilku untuk segera
menikmatinya, meskipun tertutup rapat, namun aku bisa
membayangkan kenikmatan di dalam dasternya.
lamunanku terputus setelah evi menaruh bangku tepat
didepanku, aku segera naik, tapi ternyata tanganku masih
tak sampai meraih handle pintu gudang,
“gak sampe mba” kataku
aku lihat evi agak kebingungan,
“dulu naruhnya gimana mbak? ” tanyaku
“dulu kan ada tukang yang naruh, mereka punya tangga”
“kalau gitu aku pinjem tangga dulu ya mba sama
tetangga”
aku segera keluar mencari pinjaman tangga, tapi aku
sudah merencanakan hal gila, setelah dapat pinjaman
tangga aluminium, aku ke rumah dulu, aku lepaskan
celana dalamku, hingga aku hanya mengenakan celana
pendek berbahan kaos, aku kembali ke rumah evi dgn
membawa tangga, akhirnya aku berhasil mengambil
lampunya. dan langsung memasangnya, tapi ternyata
dudukan lampunya berbeda, lampu yang lama lebih besar,
aku kembali ke dalam rumah dan mencari dudukan lampu
yg lamanya, tp sudah aku acak2 semua tetapi tidak
ketemu jg, aku turun dan memanggil evi, namun aku
sama sekali tak melihatnya atau sahutannya saat
kupanggil, “pasti ada dikamar: pikirku “wah bisa gagal
rencanaku memancingnya jika evi dikamar terus”
aku segera menuju kamarnya, namun sebelum
mengetuknya niat isengku timbul, aku coba mengintip
dari lubang kunci dan ternyata….
aku dapat pemandangan bagus, aku lihat evi sedang
telanjang bulat di atas tempat tidurnya, jari2nya meremas
buah dadanya sendiri, sedangkan tangan yang satunya
menggesek2 klitorisnya, aku gemetar menahan nafsu,
senjataku langsung membesar dan mengeras, andai saja
tangan aku yang meremas buah dadanya… sedang
asik2nya mengkhayal tiba2 evi berabjak dari tempat
tidurnya dan mengenakan pakaian kembali, mungkin dia
inget ada tamu, aku segera lari dan pura2 mencari
kegudang, senjataku yang masih tegang aku biarkan
menonjol jelas di celana pendekku yang tanpa cd.
“loh, nyari apalgi pak?” aku lihat muka evi memerah, ia
pasti melihat tonjolan besar di celanaku
“ini mbak, dudukannya lain dengan lampu yang pecah”
aku turun dari tangga dan menunjukan kepadanya, aku
pura2 tidak tahu keadaan celanaku, evi tampak sedikit
resah saat bicara.
“jadi gimana ya pak? mesti beli baru dong” suara evi
terdengar serak, mungkin ia menahan nafsu melihat
senjataku dibalik celana pendekku, apalagi dia tadi sedang
masturbasi.
aku pura2 berfikir, padahal dalam hati aku bersorak
karena sudah 60% evi aku kuasai, tapi bener sih aku lagi
mikir, tapi mikir gimana cara supaya masuk dalam
kamarnya dan menikmati tubuhnya yang begitu
sempurna??
“kayanya dulu ada pak. coba aku yang cari” suara evi
mengagetkan lamunanku, lalu ia menaiki tangga, dan
sepertinya evi sengaja memancingku, aku dibawah jelas
melihat paha gempalnya yang putih mulus tak bercela,
dan ternyata evi sama sekali tidak mengenakan celana
dalam, tapi sepertinya evi cuek aja, semakin lama diatas
aku semakin tak tahan, senjataku sudah basah oleh
pelumas pertanda siap melaksanakan tugasnya,
setelah beberapa menit mencari dan tidak ada juga, evi
turun dari tangga, tapi naas buat dia ( Atau malah
sengaja : ia tergelincir dari anak tangga pertama, tidak
tinggi tapi lumayan membuatbya hilang keseimbangan,
aku reflek menangkap tubuhnya dan memeluknya dari
belakang, hemmm sungguh nikmat sekali, meskipun
masih terhalang celana dalam ku dan dasternya tapi
senjataku dapat merasakan kenyalnya pantat evi, dan aku
yakin evi pun merasakan denyutan hangat dipantatnya,
“makasih pak” evi tersipu malu dan akupun berkata maaf
berbarengan dgn ucapan makasihnya
“gak papa kok, tapi kok tadi seperti ada yg ngeganjel
dipantatku ya”?” sepertinya evi mulai berani, akupun
membalasnya dgn gurauan,
“oh itu pertanda senjata siap melaksanakan tugas”
“tugas apa nih?” evi semakin terpancing
aku pun sudah lupa janji dgn istriku yang ga boleh
bertindak tanpa sepengetahuannya, aku sudah dikuasai
nafsu
“tugas ini mbak!” kataku langsung merangkulnya dalam
pelukanku
aku langsung melumat bibirnya dengan nafsu ternyata
evipun dengan buas melumat bibirku juga, mungkin iapun
menunggu keberanianku, ciuman kami panas membara,
lidah kami saling melilit seperti ular, tangan evi langsung
meremas senjataku, mungkin baru ini dia melihat senjata
yang tegang sehingga evi begitu liar meremasnya, aku
balas meremas buah dadanya yang negitu kenyal,
meskipun dari luar ali bisa pastiin bahwa evi tidak
mengenakn bra, putingnya langsung mencuat, aku pilin
pelan putingnya, tanganku yang satu meremas bongkahan
pantatnya yang mulus, cumbuan kami semakin panas
bergelora
tapi tiba2
“sebentar mas!” evi berlari ke depan ternyata ia
mengunci pintu depan, aku cuma melongo dipanggil
dengan mas yang menunjukan keakraban
“sini mas!” ia memanggilku masuk kekamarnya
aku segera berlari kecil menuju kamarnya, evi langsung
melepas dasternya, dia bugil tanpa sehelai benangpun di
depan mataku. sungguh keindahan yang benar2 luar biasa,
aku terpana sejenak melihat putih mulusnya badan evi.
bulu kemaluannya yang lebat menghitam kontras dengan
kulitnya yg bersih. lekuk pinggangnya sungguh indah.
tapi hanya sekejab saja aku terpana, aku langsung
melepas kaos dan celana pendekku, senjataku yang dari
tadi mengeras menunjuk keatas, tapi ternyata aku kalah
buas dengan evi. dia langsung berjongkok di depanku
yang masih berdiri dan melumat senjataku dengan
rakusnya,
lidahnya yang lembut terasa hangat menggelitik penisku,
mataku terpejam menikmati cumbuannya, sungguh
benar2 liar, mungkin karna evi selama ini tidak pernah
melihat senjata yang kaku dan keras, kadang ia
mengocoknya dengan cepat, aliran kenikmatan menjalari
seluruh tubuhku, aku segera menariknya keatas, lalu
mencium bibirnya, nafasnya yang terasa wangi memompa
semangatku untuk terus melumat bibirnya, aku dorong
tubuhnya yang aduhai ke ranjangnya, aku mulai
mengeluarkan jurusku, lidahku kini mejalari lehernya
yang jenjang dan putih, tanganku aktif meremas2 buah
dadanya lembut, putingnya yang masih kecil dan agak
memerah aku pillin2, kini dari mataku hanya berjarak
sekian cm ke bulu ketiaknya yang begitu lebat, aku hirup
aromanya yang khas, sungguh wangi. lidahku mulai
menjalar ke ketiak dan melingkari buah dadanya yang
benar2 kenyal,
dan saat lidahku yang hangat melumat putingnya evi
semakin mendesah tak karuan, rambutku habis
dijambaknya, kepalaku terus ditekan ke buah dadanya.
aku semakin semangat, tidak ada sejengkal tubuh evi
yang luput dari sapuan lidahku, bahkan pinggul pantat dan
pahanya juga, apalagi saat lidahku sampai di kemaluannya
yang berbulu lebat, setelah bersusah payah meminggirkan
bulunya yang lebat, lidahku sampai juga ke klitorisnya,
kemaluannya sudah basah, aku lumat klitnya dengan
lembut, evi semakin hanyut, tangannya meremas sprey
pertanda menahan nikmat yang aku berikan, lidahku kini
masuk ke dalam lubang kemaluannya, aku semakin asik
dengan aroma kewanitaan evi yang begitu wangi dan
menambah birahiku,
tapi sedang asik2nya aku mencumbu vaginanya, evi tiba2
bangun dan langsung mendorongku terlentang, lalu
dengan sekali sentakan pantatnya yang bulat dan mulus
langsung berada diatas perutku, tangannya langsung
menuntun senjataku, lalu perlahan pantatnya turun, kepala
kemaluanku mulai menyeruak masuk kedalam
kemaluannya yang basah, namun meskipun basah aku
merasakan jepitan kemaluannya sangat ketat. mungkin
karna selama ini hanya jari saja yang masuk kedalam
vaginanya,
centi demi centi senjataku memasuki vaginanya
berbarengan dengan pantat evi yang turun, sampai
akhirnya aku merasakan seluruh batang senjataku
tertanam dalam vaginanya, sungguh pengalaman indah,
aku merasakan nikmat yang luar biasa dengan ketatnya
vaginanya meremas otot2 senjataku, evi terdiam sejenak
menikmati penuhnya senjataku dalam kemaluannya, tapi
tak lama, pantatnya yang bahenl dan mulus nulaik
bergoyang, kadang ke depan ke belakang, kadang keatas
ke bawah, peluh sudah bercucuran di tubuh kami,
tanganku tidak tinggal diam memberikan rangsangan pada
dua buah dadanya yang besar, dan goyangan pinggul evi
semakin lama semakin cepat dan tak beraturan, senjataku
seperti diurut dengan lembut, aku mencoba menahan
ejakulasiku sekuat mungkin, dan tak lama berselang, aku
merasakan denyutan2 vagina evi di batang senjataku
semakin menguat dan akhirnya evi berteriak keras
melepas orgasmenya, giginya menancap keras dibahuku…
evi orgasme, aku merasakan hangat di batang senjataku,
akhirnya tubuhnya yang sintal terlungkup diatas tubuhku,
senjataku masih terbenam didalam kemaluannya,
aku biarkan dia sejenak menikmati sisa2 orgasmenya
setelah beberapa menit aku berbisik ditelinganya, “mba,
langsung lanjut ya? aku tanggung nih”
evi tersenyum dan bangkit dari atas tubuhku, ia duduk
dipinggir ranjang, “makasih ya mas, baru kali ini aku
mengalami orgasme yang luar biasa” ia kembali melumat
bibirku.aku yang masih terlentang menerima cumbuan
evi yang semakin liar, benar2 liar, seluruh tubuhku
dijilatin dengan rakusnya, bahkan lidahnya yang nakal
menyedot dan menjilat putingku, sungguh nikmat, aliran
daraku seperti mengalir dengan cepat, akhirnya aku ambil
kendali, dengan gaya konvensional aku kemabli
memasukkan senjataku dalam kemaluannya, sudah agak
mudah tapi tetap masih ketat menjepit senjataku,
pantatku bergerak turun naik, sambil lidahku mengisap
buah dadanya bergantian, aku liat wajah evi yang cantik
memerah pertanda birahinya kembali naik, aku atur
tempo permainan, aku ingin sebisa mungkin memberikan
kepuasan lebih kepadanya, entah sudah berapa gaya yang
aku lakukan, dan entah sudah berapa kali evi orgasme,
aku tdk menghitungnya, aku hanya inget terakhir aku
oake gaya doggy yang benar2 luar biasa, pantatnya yang
besar memberikan sensasi tersendiri saat aku
menggerakkan senjataku keluar masuk.
dan memang aku benar2 tak sanggup lagi menahan
spermaku saat doggy, aku pacu sekencang mungkin,
pantat evi yang kenyal bergoyang seirama dengan
hentakanku,
tapi aku masih ingat satu kesadaran “mbak diluar atau
didalam?” tanyaku parau terbawa nafsu sambil terus
memompa senjataku
evipun menjawab dengan serak akibat nafsunya ” Didalam
aja mas, aku lagi gak subur”
dan tak perlu waktu lama, selang beberapa detik setelah
evi menjawab aku hentakan keras senjataku dalam
vaginanya, seluruh tubuhku meregang kaku, aliran
kenikmatan menuju penisku dan memeuntahkan laharnya
dalam vagina evi, ada sekitar sepuluh kedutan nikmat aku
tumpahkan kedalam vaginanya, sementara evi aku lihat
menggigit sprey dihadapannya, mungkin iapun mengalami
orgasme yg kesekian kalinya.